![]() |
| Photo by Shiwa ID on Unsplash |
Sudah satu bulan lebih saya
menghapus aplikasi Instagram dari handphone saya. Selain untuk mengurangi
penggunaan IG, saya juga ingin mencoba menerapkan digital minimalism, sebuah
konsep menggunakan teknologi digital seminimal mungkin.
Ketika membicarakan
minimalis yang kita bayangkan seringkali barang-barang sebutuhnya, pakaian
polos dan sederhana serta tidak mengoleksi barang yang tidak penting.
Hal tersebut dalam konteks
barang sehari-hari kita tapi dalam konteks digital lebih ke penggunaan
aplikasi atau teknologi seperti smartphone.
Digital Minimalism pertama
kali saya ketahui dari channel Youtube Greatmind yang digagas oleh Marissa
Anita dengan topik yang menurut saya menarik terutama mengenai kehidupan
(mindfulness, social life dan masih banyak lagi). Kamu bisa lihat channel youtube-nya
atau ke website greatmind.id.
Menurut Cal Newport, digital minimalism adalah filosofi penggunaan teknologi dimana individu menggunakan waktu waktu online-nya hanya pada beberapa aktivitas yang telah dipilih dengan cermat dan membawa manfaat untuk dirinya.
Intinya, seseorang itu online karena seminimal mungkin dan
menggunakan waktu online tersebut untuk hal yang bermanfaat. Begitu,
Nah, saya sendiri tertarik
mencoba digital minimalism ini dengan versi saya sendiri. Berikut ini yang saya
lakukan.
Identifikasi Aplikasi
Pertama, hal inilah yang
saya lakukan. Saya mulai dengan menanyakan ke diri saya sendiri. Aplikasi
apa yang saya butuhkan dan yang tidak saya butuhkan? Saya tulis kemudian saya
hapus aplikasi tidak saya butuhkan.
Untuk mencobanya saya beri waktu sekitar satu minggu tanpa aplikasi tersebut. Kalau tidak masalah ya dilanjutkan, bukan menginstalnya lagi.
Hapus Aplikasi, Bukan Akun
Saat ini tidak
memiliki aplikasi Instagram dan Twitter tapi saya masih bisa mengaksesnya.
Hanya saja saya lebih sering menggunakan Twitter. Saya mengakses via
browser (chrome) agar saya malas untuk mengakses karena loadingnya biasanya
lama dan tak senyaman di aplikasi, hehe. Sebenarnya ini trik sih supaya gak
lama-lama scroll twitter.
Oiya, kalau langsung hapus
akun rasanya masih ‘sayang’ gitu ya. Apalagi di setiap akun sosial media
biasanya sudah berteman dengan sahabat-sahabat masa kecil, mulai SD sampai
kuliah jadi kalau menurut saya cukup pindah akses browser saja sih.
Mengurangi Notifikasi
Banyak sekali notifikasi
yang saya nonaktifkan, mulai grup WA (yang pasif), email dan aplikasi lain.
Notifikasi ini buat saya sangat mengganggu apalagi waktu ngerjain tugas.
Rasanya pengen cepet-cepet balas padahal ya nggak sekarang juga balasnya. Oleh
sebab itulah saya mematikan notifikasi dan memilih silent mode.
Ketiga hal inilah yang sudah saya terapkan dalam digital minimalism. Saya merasa lebih fokus dan memori di handphone saya juga aman. Oiya, untuk mengisi kebosanan kalau tidak bermain handphone bisa diganti dengan menekuni hobi kita. Mulai menulis, membaca, bersepeda atau apa saja yang tidak berkaitan dengan teknologi. Bagaimana? tertarik mencoba?
#BelajarApaHariIni

digital minimalism yang aku lakukan udah dari beberapa bulan lalu tapi kayak menghapus aplikasi yang nggak penting alias yang suka bikin boros hahaha, kayak belanjaan gitu. Selain karena emang jarang dibuka dan menuhin memori hape, jadi aku pilih hapus aja dan ternyata fine fine aja
ReplyDeleteWah sama kak, saya juga hapus aplikasi belanja online dan trnyta ya fine2 aja. Hehe
DeleteHai, salam kenal kak.
ReplyDeleteBeberapa yang lalu, saya juga kena "penyakit" FOMO memegang gadget. Rasanya tidak bisa lepas. Tapi karena sudah dipaksa untuk menyusun ulang to-do-list dan beraktivitas dengan tidak menggunakan handphone, membuat "penyakit" tersebut perlahan hilang.
Terima kasih sudah membuat artikel ini, bisa membuat saya menjadi lebih tau cara "menyembuhkan penyakit" ini :)
Sama-sama kak.
DeleteSaya pun sama, juga kena FOMO ini karena akses internet yang mudah dan banyaknya informasi. Agak berkurang setelah menerapkan digital minimalism ini, hehe
Untuk aplikasi media sosial, saat ini hanya ada Instagram di ponsel saya. Karena memang fiturnya lebih kaya dan bisa digunakan untuk posting di Facebook sekalian.
ReplyDeleteSedangkan Facebook & Twitter, so far menggunakan browser sudah lebih dari cukup buat saya.
Oh iya, di IG bisa share postingan yang sama ke berbagai sosmed.
DeleteKalau saya sudah berhenti main FB dan sekarang lebih sering ke Twitter. Banyak banget konten yg menarik di twitter ternyata, hehe.
Hal ini bermanfaat banget sih, mengingat handphone saya juga tidak bisa install aplikasi banyak-banyak. Karena saat ingin install aplikasi A, harus hapus aplikasi B terlebih dahulu. Apalagi instagram khususnya memakan banyak memori sekali.
ReplyDeleteDan sepertinya instagram dan twitter melihat saya tidak pernah online, akhirnya mereka meluncurkan versi litenya dengan harapan saya mau menginstallnya. Tetapi saya tahan...tahan...tahan... akhirnya saya install twitter saja untuk bacotin keluh kesah saya di akun twitter yang saya miliki dengan jumlah followers yang tidak seberapa.
Sisanya sama hanya dari browser saja.
Wah saya jadi ingat handphone lama saya. Dulu juga harus hapus aplikasi A kalau mau download B. Saya pengen banget download aplikasi A, B, C kayak temen2 tapi hp tidak mendukung.
DeleteSekarang, giliran hp saya mendukung buat download aplikasi A,B, C malah saya tidak lagi menginginkannya. Saya jadi kurang fokus dan kebanjiran informasi. Alhasil ya menerapkan digital minimalism ini.
sejujurnyaaa aku tuh juga pengen banget ngapusin semua apk medsos (kecuali whatsapp karena buat chatting harian hihi), biar hidup lebih tenang huhu
ReplyDeletetapi apa daya kerjaan berhubungan sama medsos. kadang sampe ngerasa exhausted bangeettt 😔
bisanya cuma weekend aja off hp
Alhamdulillah dari awal punya smartphone, aku suka nge-filter aplikasi apa aja yang ada di hpku. Bukan karena apa, memori internal hp terbatas, huhu.
ReplyDelete